Negara Saudi Peduli Rohingya Sejak 45 Tahun Lalu
Tidak diakui Bangladesh dan Myanmar, orang-orang Rohingya juga tidak
diterima di beberapa negara. Mereka terpaksa hidup sebagai imigran
gelap, dipenjara dan dihinakan. Namun hal berbeda dialami oleh para
pengungsi Rohingya di Arab Saudi.
Raja Abdul Aziz saat itu justru
menawari etnis Rohingya untuk berlindung di negaranya. Kegembiraan
ratusan ribu orang Rohingya di Saudi semakin lengkap saat pada Maret
lalu Saudi memberikan status kewarganegaraan gratis pada 250.000 orang
Rohingya…………………..
VIVAnews – Tidak diakui Bangladesh dan Myanmar,
orang-orang Rohingya juga tidak diterima di beberapa negara. Mereka
terpaksa hidup sebagai imigran gelap, dipenjara dan dihinakan. Ini
memang lebih baik ketimbang tetap di Myanmar, jadi sasaran kekerasan dan
perkosaan.
Namun hal berbeda dialami oleh para pengungsi
Rohingya di Arab Saudi. Etnis Rohingya sudah mengungsi ke negara ini
sejak 45 tahun lalu, kebanyakan di kota Mekkah. Raja Abdul Aziz saat itu
justru menawari etnis Rohingya untuk berlindung di negaranya.
Sejak itulah mereka mendapatkan kewarganegaraan sementara. Kegembiraan
ratusan ribu orang Rohingya di Saudi semakin lengkap saat pada Maret
lalu Saudi memberikan status kewarganegaraan gratis pada 250.000 orang
Rohingya.
Berarti, kini mereka berhak atas fasilitas kesehatan, pendidikan dan pekerjaan yang setara dengan warga setempat.
“Dunia baru menyadari penderitaan Rohingya di Burma kurang dari setahun
lalu. Tapi Arab Saudi adalah negara satu-satunya yang peduli
penderitaan mereka sejak lama,” kata Abdullah Marouf, sekretaris
jenderal komunitas BUrma dan kepala Global Rohingya Center di Jeddah,
dilansir Arab News.
“Arab Saudi telah mendukung kami Rohingya
tahun 1968, saat Raja Abdul Aziz menerima imigran pertama imigran Burma.
Izin tinggal tetap telah dikeluarkan untuk Rohingya tahun 1980 saat
pemerintah Raja Saud,” lanjut Marouf lagi saat berbicara pada forum
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jeddah.
Selain itu,
Rohingya juga telah melebur bersama warga Saudi. Ibrahim adalah salah
satu orang Rohingya yang berhasil menyatu di Mekkah. “Alhamdulillah kami
belajar bahasa Arab di sini, tumbuh di sini. Namun kami tidak melupakan
bahasa asli kami, termasuk bahasa Rohingya,” kata Ibrahim, dilansir Al
Arabiya, Rabu 8 Mei 2013.
“Adik perempuanku menikah dengan
orang Saudi. Dan saya, Alhamdulillah, telah tunangan dengan wanita
Saudi,” ujar pemuda ini lagi.
Pemerintah Saudi telah memasukkan
komunitas Rohingya sebagai pendatang yang harus dilindungi negara.
Artinya, Rohingya kebal beberapa hukum dan peraturan kependudukan dan
tidak ada yang boleh menyakitinya.
Tidak hanya melindungi
Rohingya di negaranya, pemerintah Saudi memberikan bantuan kepada etnis
Muslim Rohingya di Myanmar. Agustus tahun lalu, atas perintah Raja
Abdullah, Saudi menggelontorkan bantuan sebesar US$50 juta (Rp486
miliar) kepada Rohingya yang terkena konflik di Rakhine.
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/411296-sudah-45-tahun-rohingya-hidup-damai-di-arab-saudi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar